Posted by Blogger Name. Category:
cerpen Islami
Penulis : Dea Sakinah Hulfa
Pagi ini aku awali rabuku dengan membuka pintu gerbang kos-kosan ku,
karena adzan shubuh sudah memanggil aku untuk segera sholat di rumah
allah yang sangat anggun bak istana itu. Melangkahkan kaki ke rumah
allah adalah hal yang sangat aku syukuri, karena sampai saat ini allah
masih memberikan segumpal semangat dan kesehatan kepadaku sehingga masih
tetap bisa melangkahkan kaki kemanapun aku mengemban amanah,
terimakasih ya allah, sungguh engkau maha pengasih lagi maha penyayang.
Rabu ini berbagai gejolak gejolak kegalauan, keceriaan, kebahagiaan
ada di fikiran ku, campur aduk jadi satu, disaat aku tidak melakukan
apa-apa, aku bingung dan terdiam sendiri mau mengerjakan apa, memang
benar manusia itu butuh tekanan sebagai cambukan untuk mengawali sebuah
usaha atau kegiatan apapun itu. Di rabu yang penuh dengan hiruk pikuk
fikiran yang tak menentu ini aku, berusaha untuk memaksimalkan diri ini
untuk mengisi hal yang kosong yang tentunya, aktifitas yang positif,
sebenarnya aku tidak mau membuang waktu dengan percuma, tapi inilah
sifat manusia, kemalasan datang seketika hal yang kosong membersamai
kehidupan, ahhh manusia… Belum lagi godaan-godaan yang merajalela. Hmm
tapi aku berfikir aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku karena waktu
adalah uang, dan uang adalah hal yang susah untuk didapatkan. So, let’s
begin.
Aku tatap ruangan berbentuk kubus ini, entah berapa volumenya
sehingga membangkitkan aku untuk memutar mataku 90 derajat ke arah
kertas putih yang bertebaran di ambal kamar ini. Folio. Ya, kertas folio
sebenarnya sudah menungguku untuk diperhatikan, tapi aku bingung, entah
kenapa, ah mungkin hasrat kemalasanku saja yang datang padahal sudah
banyak isi kamar ini untuk membersamai aku dan folioku. Sebagai
mahasiswa yang mengemban amanah untuk tidak perduli terhadap folio
karena folio adalah hal yang bermanfaat bagi laporan-laporan praktikum
ku, seharusnya laporan-laporanku berterimakasih kepada folioku karena
sudah mengijinkan hasil eksperimennya di expose di kertas putih bergaris
ini. Hah, semua benda ini sebenarnya hidup dan tak pernah menjadi hal
yang percuma diciptakan.
Jadi hari rabu ini hari yang penuh warna sebenarnya, hanya saja aku
terlalu sibuk sendiri dengan kebingungan. Oleh karena itu aku harus
keluar dari zona ini dan siap menatap hari rabu yang penuh dengan
berbagai macam hal yang aku tidak tau nanti “ada apa” di balik semua
ini. Pasti allah sudah menyiapkan hal yang terbaik untuk setiap umatnya.
Amin :) keep calm and tetap istoqomah
0 komentar:
Posting Komentar